Jumat, 30 Desember 2011

LEMBAGA DAKWAH...? HIH SEREEM.....!!!

Suatu hari dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang di depan masjid kampus
“Hai bro bay the way mau ikut lembaga dakwah nggak?”, tanya salah seorang diantara mereka
“lembaga dakwah? Ogah ah “
“Emang kenapa?”
“Serem.........”
“Maksudnya?”
“Iya serem...mereka yang ikut kayak gituan, adanya ke masjid mulu. Bawanya alqur’an kemana-mana, hari-harinya kajian terus and mikirnya akhirat mulu. Banyak juga kan teroris berasal dari mantan orang yang ada di lembaga dakwah”.

Lembaga Dakwah SEREM?...Benarkah?. Bahkan lebih parah lagi, ada juga yang bilang
“Lembaga dakwah nggak gaul”
Atau..... “lembaga dakwah kuno”
bahkan!....... “Orang-orang yang ada di lembaga dakwah kuper”.
So ........percayakah kamu dengan pernyataan-pernyataan itu? Yah terserah aja...jawabannya hanya satu....BUKTIKANLAH SENDIRI! Jg hanya karena kata orang, karena setiap orang punya mulut untuk berpendapat but....kebenaran hanya bisa DIBUKTIKAN!!!. UPS......jangan salah....kenyataannya jauh seperti apa yang banyak di kira orang-orang. Bukti yang ada, mereka yang berkelut di medan dahwah di zaman ini adalah orang-orang yang penuh visi and misi, mereka yang menyukai perubahan and jangan salah...mereka juga gaul lho...! kalau pada mikirnya temen-temen lembaga dakwah bisanya cuman ngaji doang, buktinya banyak juga lho artis yang notabennya dari lembaga dakwah, contoh lain misal nasyid JUSTICE VOICE, itu juga dari temen-temen lembaga dakwah. Yang nggak kalah lagi banyak penulis-penulis ternama yang muncul karena buah dari lembaga dakwah. So terbukti kan kalau temen-temen lembaga dakwah nggak kalah ma anak muda zaman sekarang..TAPI.........meski teman-teman yang ada di lembaga dakwah amat menyukai perubahan di dunia IPTEK namun gerak mereka tetaplah berada dijalan yang diatur ma Sang Pencipta.
Kawan-kawan semua...selain pernyataan-pernyataan yang sudah disebutkan diatas ada juga anak muda yang ngrasa rendah hatinya keblabasan, pas di tanya pendapatnya tentang lembaga dakwah, jawabannya
“Wah teman-teman lembaga dakwah tu pada pinter-pinter ngaji, aku nggak mungkinlah...jus amma ja nggak lulus...”,
selain itu ada juga yang bilang “ Belum siap gue ikut lembaga dakwah, nggak kuat. Solat ja amburadul. Mungkin ntar ikut, low gue dah insaf”. Hayooo ngaku...apa kalian termasuk yang berpendapat kayak gitu?, kalau iya coba deh kita telaaah lebih jauh lagi,kalau pada mikirnya belum siap, kapan siapnya...?apa siapnya lw udah deket ama....(sensor) sekarang coba fikir, dulu waktu kita baru lahir apa kita langsung bisa berjalan? Langsung bisa konser and jadi artis? Tentu jawabannya adalah TIDAK MUNGKIN!!!. YA...semuanya ada proses yang namanya tumbuh kembang, dari bayi hingga sekarang, kita tidak pernah lepas dengan yang namanya belajar. Entah itu belajar berjalan, ngomong, hingga berfikir. Semuanya pasti tak jauh dari suatu proses pembelajaran, so...begitu juga teman-teman lembaga dakwah. Mereka tak juga lepas dari yang namanya proses pembelajaran. Dari mulai mereka yang nggak tahu apa-apa tentang agama, menjadi mereka yang lebih kompeten di bidang agama. Mareka Belajar untuk terus memperbaiki iman, belajar untuk memperbaiki bacaan alqu’an, and belajar juga untuk terus memperdalam dunia ilmu pengetahuan global. Karena mereka terus dan terus merasa haus akan ilmu, merasa lapar akan pengetahuan dan terus berusaha meningkatkan potensi bukan hanya di bidang ilmu agama aja tapi juga bagaimana caranya untuk bisa menembus dunia ilmu pengetahuan hingga tak kalah dengan orang-orang kafir. So....jagan pernah berfikiran lagi ya kalau mereka yag ada di lembaga dakwah adalah orang-orang kuper and pada pinter-pinter ngaji doang, justru kamu-kamu yang ngerasa belum bisa and pingin memperdalam ilmu agama ayo bersama-sama belajar dengan kawan-kawan kita di lembaga dakwah. Oh ya satu lagi...teman2 lembaga dakwah juga tak lepas dari gunjingan yg kadang bilang “Katanya lembaga dakwah,harusnya menjadi contoh yang baik tapi kok sifatnya sama ja kayak orang yang nggak di lembaga dakwah”, atau “orang-orang lembaga dakwah yang cewe’ pake jilbab gedhe yang cwo’ pake peci kemana-mana tapi apa dalemnya nggak beda ma yg nggak ikut di lembaga dakwah malah lebih parah...!”, Wah....wah sampai segitunya orang berpikir tentang temen2 di lembaga dakwah. Lagi2 kita kembali pada proses pembelajaran, tahu juga khan tidak semua temen2 di lembaga dakwah dari latar belakang muslim kentel yg sudah tajir di bidang agama islam. Justru target teman2 lembaga dakwah adl orang2 yg belum ngerti ama agama and di bimbing untuk itu, and semua tak lepas lagi2 dari suatu PROSES, and...teman2 lembaga dakwah juga manusia yg tak lepas dari kekhilafan and kealpaan. Dan jangan salah teman2 di lembaga dakwah masing2 berbeda ada yg udah tajir di bidang agama, ada juga yg kurang nah...disitulah enaknya teman2 lembaga dakwah saling mengingatkan and terus dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, agar menjadi orang2 yg beruntung. Doa mereka “Ya ALLAH semoga hari ini lebih baik dari kemarin”, begitu juga seterusnya.
INGET...! teman-teman lembaga dakwah bukanlah tunas-tunas teroris, justru merekalah yang akan memeranginya. Dakwah tidaklah harus melalui peperangan dengan senjata atau nuklir, tapi dakwah sesungguhnya adalah peperangan melawan orang-orang kafir dengan ilmu. So...ayo sobat kita berlomba-lomba mencari ilmu sebanyak-banyaknya untuk melawan orang-orang kafir.
Akhir kata dari penulis,” jangan bosan-bosan untuk memperbaiki diri baik dalam agama maupun perbaikan dalam ilmu pengetahuan. Kita semua pasti mampu memenangkan pertempuran besar melawan kebodohan dan ketidaktahuan.” GHIROH......!

SALAM DARI PENULIS
(P.A)

Jumat, 19 Agustus 2011

puisi (syukur)


Bersyukurlah

Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yang di inginkan
Jika kau memiliki semuanya, maka apalagi yang hendak dicari?

Bersyukurlah saat kau tidak mengetahui sesuatu
Karena itu memberi kesempatan padamu untuk belajar

Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang engkau hadapi, karena selama itulah kau tumbuh menjadi dewasa

Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki, karena hal itu memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri

Bersyukurlah atas tantangan baru,karena hal itu akan membangun kekuatan dan karaktermu

Bersyukurlah ketika engkau merasa lelah dan tak berdaya, karena itu berarti engkau telah membuat suatu perbedaan

Bersyukurlah atas kesalahan-kesalahan yang kau perbuat, karena hal itu akan memberimu pelajaran yang sangat berharga


Adalah mudah untuk bersyukur atas hal-hal yang baik
Kehidupan yang bermakna adalah bagi mereka yang juga bersyukur atas kesulitan yang tengah dihadapi
Rasa syukur dapat mengubah hal negative enjadi positif
Berusahalah bersyukur atas kesulitan yang engkau hadapi
Sehingga kesulitan itu akan menjadi berkah bagimu…..

Selasa, 19 Juli 2011

sahabat.............

SAHABAT
(Patiya azzahra)


Sahabat.....taukah kau? Karena sahabatkah kita masih mampu untuk menapak jalan yang amat sulit. Karena mereka kita masih mampu tersenyum, meski hati terasa remuk karena tertumpu batu berat. Karena mereka kita masih mampu bertahan, di tengah deruan ombak batu karang yang menghadang
Karena sahabat.....keletihan dan kejenuhan hidup akan terbang dihempas kebersamaan
Senyum sahabat...adalah senyum kita
Kekuatan sahabat...adalah kekuatan kita
Sahabatku...genggamlah tanganku, mari kita lambungkan setinggi mungkin impian kita, cita-cita kita untuk menuju puncak tertinggi, menggapai ridho Illahi.
Ikatlah sekuat mungkin tali ukhuwah yang telah terbina dalam setiap lingkaran-lingkaran persaudaraan
Ingatlah sahabatku, gerbang perjuangan baru dibuka, perang baru akan dimulai. Meski kelak raga kita terpisah oleh waktu. Namun hati kita tak akan pernah terpisah meski di hempas badai dan ombak besar.
Mari sahabat..bersama kita lawan serangan-serangan musuh Allah yang kian menggerogoti iman, mari kokohkan genggaman kita untuk menciptakan senjata melawan nafsu, pedang pemusnah kedengkian, tombak pembasmi kefanaan.
Semoga dengan kekuatan yang kita bangun dengan pondasi kuat, akan mampu mencapai puncak mimpi dan tujuan yang kita harapkan.
SEMANGAT.....! Sahabat.....percayalah, kelak kita akan lihat buah dari perjuangan kita yang tak sia-sia. Kelak lihatkah, para musuh Allah akan terpontang- panting kebingungan melihat kobaran api semangat kita, syetan-syetan yang mungkin sekarang menertawakan kita, kelak akan menagis tersedu karena keberhasilan kita.



Sahabat....ukirlah setiap mimpimu dalam setiap jejak-jejak kehidupan. Tebarkanlah senyum cantikmu untuk seluruh makhluk ciptaan Allah. Berbagilah dengan sesama meski hanya seuntai senyuman manismu, insyaallah dengan senyuman tulusmu, akan menciptakan kekuatan baru di wajah-wajah sahabatmu.
Ekspresikanlah bakat-bakat yang kau miliki, janganlah kecil hati dengan bisikan iblis pemakan kepercayaan dirimu. Percayalah bahwa kau memiliki perhiasan yang bernilai tinggi. Perhiasan yang tak bisa di beli dengan emas segunung. Perhiasan yang hanya kau yang memilikinya. Bersihkanlah terus perhiasan itu. Bentuklah sesukamu hingga kau puas untuk terus membentuknya menjadi jenis yang terus baru dan menarik.

Maka lihatlah, sang mentari kan menyapamu, mereka akan turut gembira dengan keberhasilanmu.
Sahabat.....jangan pernah berhenti untuk mengukir kisahmu dalam lembaran-lembaran catatan kehidupan. Jangan pernah menyerah untuk terus menemukan hakekat ketakwaan sejati, pengokoh firman Illahi.
Ciptakanlah melodi-melodi yang tersusun dari nada-nada jiwamu, hingga terbentuk suatu irama melodi alam yang harmoni. Teguhkanlah hatimu tetap dalam ikatan keistiqomahan abadi.

Minggu, 10 Juli 2011

puisi

Murobbi
Beribu langkah menemanimu di setiap jejak-jejak juang
Qalam illahi telah menggugah pejuang teguh untuk tak letih
Hingga pelosok negri kau jelajahi
Lelah jemu tak kau hiraukan
Untuk menyampaikan firman Tuhan
Terik matahari tak mampu melawan teguhnya azzamu
Deru hujan badai tak mampu menyurutkan langkahmu
Duka lara tak lenyapkan kokohnya benteng pertahanan
Fatamorgana dunia fana tak membutakan pandangmu
Ragamu telah rapuh, namun nyali tak pernah runtuh
Jiwa pembaharumu kan menanti mentari
Cahya sinar yang terbit dari seruan jihadmu
Hingga pejuang-pejuang teguh mampu mengurung nafsu
Dan menguburkan pesona dunia yang melenakan
Kaulah kholifah sejati yang didamba syurga
Pewaris sifat nabi yang mulia
Jiwa ikhlasmu, melemahkan senjata pemangsa iman
Kekuatan ghirohmu, menciutkan nyali para musuh rosul
Alampun menyampaikan salam sejahtera bagimu
Seluruh makhluk bertasbih.....
Hati-hati suci berdoa untukmu
Agar kemenangan pancaran sejati...
Mampu mengiringi tiap jejak langkah pejuang ridho illahi

(Mohon sarannya ya?. Syukron)

Kamis, 30 Juni 2011

BIOGRAFI

Alhamdulillah...... pada tanggal 14 Mei 1992, saat-saat menjelang fajar dan bertepatan pada kari kamis pon. Lahirlah seorang putri yang selanjutnya diberi nama Fatikhah Mei Asmi. Iringan adzan oleh orang tuaku yang didengarkan lewat telinga, seakan mengandung pengharapan besar untuk masa depan yang penuh kalimah Sang Pencipta. Asalku di pelosok desa tepatnya di lereng gunung sindoro, Desa Sigedang, kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Profinsi Jawa Tengah. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adik baru mau meneruskan sekolah ke bangku SLTP. Aku dan adikku dididik penuh kasih sayang bahkan sedikit di manja juga, hingga sempat waktu aku di bangsu SMP, aku adalah orang yang amat pemalu dan lugu. Hingga akhirnya di SMA aku mulai menemukan jati diri disana. Aktif di organisasi telah ku geluti sampai sekarang. Alhamdulillah melalui organisasi inilah aku tidak lagi menjadi orang yang terlalu lugu atau terlalu pemalu. Organisasi mendidikku untuk bisa mengemukakan pendapat di depan umum dan belajar untuk menyelesaikan masalah terutama dalam hal sosialisasi, banyak ilmu yang aku bisa dapatkan dari organisasi. Mottoku “Hidup adalah perjuangan, jadikan ikhtiar dan istiqomah sebagai tombak perjuangan”.

Senin, 20 Juni 2011

sholat jama'ah

»

Meninggalkan Sholat Jama’ah Ciri Orang Munafik

Posted by Admin pada 07/08/2009
Kebiasaan orang-orang munafiq adalah malas mendirikan sholat di masjid bersama jama’ah kaum muslimin karena mereka tak memahami hakekat sholat jama’ah. Mereka tak tahu bahwa sholat jama’ah merupakan jalan-jalan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad –Shollallahu alaihi wa sallam-.
Sholat merupakan perkara penting dalam kehidupan para salaf. Ia memiliki pengaruh yang sangat mendalam dalam kehidupan mereka. Sehingga sholat jama’ah merupakan aktifitas rutin yang membahagiakan dan menyejukkan hati serta menerangi jiwa mereka. Hati mereka bagaikan gulita, jika luput mengerjakan sholat jama’ah. Bahkan sholat jama’ah selalu terngiang-ngiang dalam benak mereka.
Pentingnya sholat jama’ah dalam kehidupan salaf sulit digambarkan dengan suatu ekspresi, dan susah dijelaskan manisnya sholat jama’ah bagi pribadi mereka. Kita Cuma bisa menggambarkan urgensi dan kedudukan sholat jama’ah di sisi para salaf dengan meneropong kehidupan mereka lewat atsar-atsar yang dinukil dan dibukukan oleh para ulama’ kita.
Meninggalkan Sholat Jama’ah Ciri Orang Munafik
Di zaman Nabi –Shollallahu alaihi wa sallam- dan para sahabatnya, sholat jama’ah merupakan perkara yang amat diperhatikan. Mereka takut tertimpa penyakit munafiq jika meninggalkan sholat jama’ah, karena orang-orang munafik malas melaksanakan sholat jama’ah.
Allah –Ta’ala- berfirman,
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka, dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS.An-Nisaa’: 14)
Abul Fida’ Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- berkata ketika menafsirkan ayat ini, “Inilah sifatnya orang-orang munafiqin dalam amalan yang paling mulia, paling utama, dan paling baik-yaitu sholat-, jika mereka berdiri untuk sholat. Mereka berdiri dalam keadaan malas sholat. Karena mereka tidak memiliki niat (maksud keinginan) untuk sholat, tidak pula memiliki keimanan tentangnya, dan tidak pula mereka memiliki rasa takut (kepada Allah), serta mereka tidak memahami maknanya”.[Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim (1/743)]
Jadi, kebiasaan orang-orang munafiq adalah malas mendirikan sholat di masjid bersama jama’ah kaum muslimin karena mereka tak memahami hakekat sholat jama’ah. Mereka tak tahu bahwa sholat jama’ah merupakan jalan-jalan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad –Shollallahu alaihi wa sallam-.
Sahabat Anas bin Malik–radhiyallahu anhu- berkata,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ كَمَا يُصَلِّيْ هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِيْ بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطَّهُوْرَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوْهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُوْمُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ
Barangsiapa yang ingin bergembira menemui Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah sholat-sholat itu tatkala dikumandangkan. Karena Allah telah mensyari’atkan sunanul huda (jalan-jalan petunjuk) bagi Nabi kalian -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, dan sesungguhnya dia (sholat-sholat wajib) itu merupakan sunanul huda (jalan-jalan petunujuk). Andaikan kalian sholat (fardhu) di rumah kalian sebagaimana orang (munafiq) yang tinggal di rumahnya, maka kalian telah meninggalkan sunnah (petunjuk) Nabi kalian. Andaikan kalian meninggalkan petunjuk Nabi kalian, maka kalian akan sesat. Tak ada seorang pun yang bersuci, lalu ia memperbaiki bersucinya, kemudian ia ke masjid di antara masjid-masjid, melainkan Allah akan tuliskan kebaikan bagi setiap langkah yang ia ayunkan, Dia (Allah) akan mengangkat derajat orang itu dengannya, dan menghapus dosanya dengannya. Kami telah menyaksikan orang-orang diantara kami, tak ada yang tertinggal dari sholat jama’ah, kecuali orang munafiq yang nyata kemunafiqannya. Sungguh ada seorang laki-laki didatangkan sambil dipapah di antara dua orang sampai ia ditegakkan dalam shaf . [HR.Muslim dalam Kitab Al-Masajid wa Mawadhi’ Ash-Sholah(654), dan Ibnu Majah dalam Kitab Al-Masajid wa Al-Jama’at (777)]
An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Dalam perkara ini semua terdapat penekanan masalah sholat jama’ah, menanggung penderitaan dalam menghadirinya, dan bahwa jika seorang yang sakit dan semacamnya mungkin sampai kepada sholat jama’ah, maka dianjurkan untuk menghadirinya”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (5/159)]
Jadi, Sholat jama’ah merupakan ciri khas seorang mukmin. Tak ada yang meninggalkannya, kecuali orang-orang munafiq yang dikuasai oleh setan. Nabi Shollallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Tidaklah tiga orang dalam suatu kampung dan pedalaman, yang tidak ditegakkan diantara mereka sholat, kecuali setan akan menguasai mereka. Lazimilah (sholat) jama’ah, karena serigala akan memangsa kambing yang jauh (sendirian)”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (547), An-Nasa’iy dalam As-Sunan (847). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (5577)]
Perhatikan bagaimana kehidupan para sahabat dalam menjaga sholat jama’ah, sampai ada orang sakit yang dipapa, dituntun diantara dua orang demi menghadiri sholat jama’ah. Mereka bukanlah seperti orang-orang di zaman kita ini, mereka malah berbangga meninggalkan sholat jama’ah, dan sebaliknya canggung menghadirinya karena dalih “kolot”. Dia menganggap orang-orang yang menghadiri sholat jama’ah sebagai orang-orang kolot karena masih saja mau mengikuti para sahabat. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah orang seperti ini, dan memberi petunjuk kepada mereka. Bagaimana sampai ia anggap mengikuti generasi terbaik di sisi Allah sebagai perbuatan kolot, Nas’alullahal ‘afiyah minal khudzlan.
Bersegera menuju Masjid
Diantara tanda yang menunjukkan tingginya semangat dan perhatian salaf dalam menjaga sholat jama’ah, mereka bersegera menuju masjid sebelum adzan dikumandangkan. Lembaran-lembaran sejarah emas telah mengisahkan semangat mereka tersebut. Coba kita membuka sebagian kitab sejarah islamiyyah, niscaya kita akan menemukan sosok yang sholeh dan bersemangat tinggi dalam mengikuti sunnah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy–rahimahullah- berkata: “Tidaklah dikumandangkan (adzan) sholat sejak 40 tahun lalu, kecuali Sa’id ibnul Musayyib berada di dalam masjid”. [Lihat Tahdzib At-Tahdzib (4/87)]
Apa yang diceritakan Al-Hafizh, juga telah diakui sendiri oleh Sa’id ibnul Musayyib -rahimahullah- tatkala beliau berkata, “Aku tak pernah mendengarkan adzan di tengah keluargaku sejak 30 tahun”. [Lihat Ath-Thobaqot Al-Kubro (5/131) karya Ibnu Sa’d]
Adat kebiasaan yang baik seperti ini bukan hanya dilakukan oleh Sa’id ibnul Musayyib, akan tetapi juga dilakukan oleh salaf lainnya. Sekarang kita dengarkan Abul Asy’Ats Robi’ah bin Yazid Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- berkata, “Mu’dzdzin tidak pernah mengumandangkan adzan shubuh sejak 40 tahun, kecuali aku berada di masjid; kecuali aku sakit atau musafir”.[LihatRiyadh An-Nufus(1/84) via Ahammiyah Sholah Al-Jama’ah, (hal.75)]
Tidak Luput dari Takbirotul Ihram
Sholat jama’ah di dalam jiwa para salaf merupakan perkara yang sangat penting. Mereka adalah suatu generasi yang rela meninggalkan segala kehidupannya demi menghadiri munajatnya bersama Robbnya, bukan seperti sebagian orang yang rela meninggalkan sholat jama’ahnya demi kehidupan yang fana.
Al-Qodhi Taqiyyuddin Sulaiman–rahimahullah- berkata, “Aku tak pernah melaksanakan sholat dalam keadaan sendirian sama sekali, kecuali dua kali saja. Seakan-akan aku tidak melaksanakan sholat itu sama sekali”.Lihat Dzail Thobaqot Al-Hanabilah (2/365)
Waqi’ ibnul Jarroh Ar-Ru’asiy-rahimahullah- berkata, “Dulu Al-A’masy hampir 70 tahun tak pernah luput dari takbir pertama” Lihat As-Siyar (6/228)]
Demikianlah seorang muslim yang gemar ibadah. Dia bersegera menuju ke masjid demi mengejar keutamaan shof pertama dan bertakbirotul ihram bersama imam. Al-Hafizh Adz-Dzahabi -rahimahullah- berkata, “Yahya ibnul Qoththon apabila menyebut Al-A’masy, ia berkata: “Al-A’masy adalah seorang ahli ibadah , dan ia menjaga sholat jama’ahnya dan shof pertama. Dia adalah ulama’ Islam”.[Lihat Siyar A’lam An-Nubala’ (2/232)]
Muhammad bin Sama’ah -rahimahullah- berkata, “Aku telah hidup selama 40 tahun, sedang aku tak pernah luput dari takbir pertama, kecuali satu hari saja ketika itu ibuku meninggal. Akhirnya akupun tertinggal satu kali sholat jama’ah”. [Lihat Tahdzib At-Tahdzib (9/204)]
Sampai disana ada seorang salaf yang bernama Ibrohim bin Yazid -rahimahullah- pernah berkata, “Apabila engkau melihat seorang meremehkan takbir pertama, maka bercuci tanganlah (berlepas tanganlah) darinya”.[Lihat Siyar Al-A’lam(5/62)]
Tinggalkan Pekerjaan Saat Adzan Terdengar
Bekerja untuk mencari nafkah adalah kewajiban seorang ayah dan kepala rumah. Namun kewajiban seperti ini tidaklah menghalangi paara salaf untuk menunaikan kewajiban yang lebih tinggi lagi, yaitu sholat jama’ah. Karena sholat jama’ah adalah hak Allah Robbul alamin atas para hambanya.
Tak heran jika disana ada seorang salaf yang menghentikan aktivitasnya detik itu juga jika mendengarkan adzan. Yahya bin Ma’in -rahimahullah- berkata ketika menceritakan perihal kehidupan Ibrohim bin Maimun Ash-Sho’igh-rahimahullah-, “Apabila dia (Ibrohim bin Maimun Ash-Sho’igh ) mengangkat palu, lalu ia mendengarkan adzan, maka beliau tidak mengembalikannya (tidak memukulkannya)”.[Lihat Tahdzib At-Tahdzib(1/173)]
Para salaf adalah suatu kaum yang tidak dilalaikan oleh kehidupan dunianya sehingga rela menyia-nyiakan hak Robbnya. Sebab mereka tahu bahwa mereka akan menghadap Allah dengan membawa pahala sholat yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya -Azza wa Jalla-.
Adz-Dzahabiy menyebutkan dalam sebuah kitabnya bahwa, “Al-Aswad, apabila hadir waktu sholat, maka beliau menderumkan ontanya walaupun pada sebuah batu”.[Lihat Siyar A’lam An-Nubala’(4/53) karya Adz-Dzahabiy ]
Bulan Madu Bukan Rintangan
Bulan madu bukanlah merupakan suatu penghalang bagi para salaf dalam menunaikan dan mendahulukan hak Robb mereka. Bahkan ada di antara mereka yang rela meninggalkan istrinya demi melaksanakan sholat jama’ah. Mereka bukanlah seperti generasi masa kini, jika datang malam pengantin sedang mereka berbulan madu bersama istrinya, maka mereka tak rela bangun melaksanakan sholat Ashar atau sholat shubuh demi menyenangkan dan memuaskan syahwat belaka. Mereka lupa bahwa istri hanyalah perhiasan belaka dan penolong dalam ketaatan, bukan penolong dalam kedurhakaan kepada Allah. Mereka lupa akan hari kiamat saat tegaknya semua manusia dari Adam sampai manusia terakhir di hadapan Allah Al-Hakim (Sang Maha Bijaksana) untuk menghukumi, dan memutuskan segala tindak-tanduk makhluknya ketika di atas permukaan bumi ini. Ketika itulah Allah akan menampakkan segala yang tersembunyi sampai seorang yang bersembunyi dan berselimut bersama keluarganya akan dinampakkan oleh-Nya demi menanyakan segala perbuatannya.
Perkara ini betul-betul dipahami oleh para salafush sholeh. Hal itu nampak pada diri dan perbuatan mereka. Sekarang perhatikan, dulu ada seorang salaf bernama Simak bin Harb -rahimahullah- berkata,
تَزَوَّجَ الْحَارِثُ بْنُ حَسَّانٍ – وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ – وَكَانَ الرَّجُلُ إِذْ ذَاكَ إِذَا تَزَوَّجَ تَخَدَّرَ أَيَّامًا فَلاَ يَخْرُجُ لِصَلَاةِ الْغَدَاةِ فَقِيْلَ لَهُ : أَتَخْرُجُ وَإِنَّمَا بَنَيْتَ بِأَهْلِكَ فِيْ هَذِهِ الَّيْلَةِ ؟ قَالَ : وَاللهِ إِنِ امْرَأَةٌ تَمْنَعُنِيْ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ فِيْ جَمِيْعِ لَامْرَأَةُ سُوْءٍ
Al-Harits bin Hassan –radhiyallahu anhu- telah menikah -dan beliau memiliki persahabatan (dengan Nabi –Shollallhu alaihi wasallam-) Dahulu seorang laki-laki jika telah menikah, maka ia tinggal (di rumahnya) dalam beberapa hari. Lalu beliau ditanya, “Apakah engkau akan keluar (pergi sholat shubuh), padahal engkau berbulan madu dengan istrimu di malam ini?” Maka beliau menjawab: “Demi Allah, Jika ada seorang istri yang menghalangi aku dari sholat shubuh bersama jama’ah, maka ia sungguh istri yang buruk”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (3324)]
Demikian nilai sholat jama’ah di sisi para salaf. Mereka rela meninggalkan pekerjaan, kesibukan, dan istri demi menghadap Allah -Azza wa Jalla-, dan menundukkan dahi-dahi mereka sebagai lambang kesyukuran mereka atas keimanan yang Allah -Ta’ala- anugrahkan kepada mereka. Mereka tidaklah memandang dunia ini sebagai tempat tinggal mereka. Tapi mereka memandangnya sebagai ladang untuk memperbanyak bekal pahala menuju Allah Robbul Alamin.
dikutip dari http://almakassari.com/?p=205 Judul: Potret Sholat Jama’ah dalam Kehidupan Salaf