Jumat, 16 Mei 2014



Antara Kita Dan Mereka
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Bagaimana kabar sahabat? Sudahkah bersyukur hari ini? Ya...janganlah berhenti bersyukur selama saluran pernafasan kita belum berhenti bekerja. Bersyukurlah kawan, karena 1 saja nikmat itu di ambil dari kita, pasti kenikmatan yang selama ini kita rasakan aka berkurang pula. Salah satu yang membuat kita semakin bertambah kesyukuran adalah, saat kita melihat mereka....mereka yang penuh dengan kekurangan, mereka yang disisihkan, mereka yang terasing. Selama ini, kita bersyukur, memiliki indra lengkap untuk bisa merasakan nikmat karunia dari Sang Pencipta. Kita bersyukur masih memiliki orang2 yang senantiasa memperhatikan kesehatan kita, mereka yang senantiasa mencemaskan kita tatkala kita jauh, mereka orang tua kita. Bersyukurlah kawan kita masih memiliki mereka yang selalu hadir dalam suka dan duka kala kita jauh dari orang tua, merekalah sahabat kita. Bersyukurlah kawan, kita dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dengan kita.
Kawan, ingatkah engkau saat keluhan demi keluhan tanpa hitung kita lontarkan tanda tak syukur, kita terus mengeluh dan mengeluh, kadang marah bahkan merintih histeris dan menangis saat diuji. Namun tengoklah mereka kawan, mereka yang serba kekurangan namun masih memiliki senyum utuk bersodakoh, senyuman yang ingin membuat kita mengerti, bahwa dibalik segala kekurangan yang mereka miliki, masih ada secercah senyuman tulus tanpa keluhan.
Aku teringat hari itu, tatkala teman-teman LDF FIK UNISSULA baksos ke salah satu panti asuhan, tempat anak-aak penyandang cacat. Kami disambut dengan senyuman, ya senyuman itu yang tak pernah kita lupa, setelah selesai pembukaan aku masuk ke dalam, sempat ragu kakiku melangkah untuk maju, ku saksikan beberapa anak yang tetap berada di ranjang mereka karena selain cacat mental, kaki merekapun tak mampu untuk menopang tubuhnya yang rapuh, miris, tak kuat hati ini untuk melihat mereka, namun tatkala ku pandangi wajah-wajah itu, penuh dengan harapan, harapan untuk diperhatikan, harapan untuk ikut bermain dengan yang lain, akupun masuk dan menyapa mereka, matapun tak mampu membendung butiran bening yang sedari tadi aku tahan di pelupuk mata, senyuman itu, aku sangat teringat, aku sapa salah satu dari mereka, dan aku dekati ia, aku pegang tangannya, senang, ya...ku temukan rona wajah itu, tampak senang saat aku pegang tangannya, hanya bahasa isyarat yang ia katakan padaku, karena tak mampu mengucapkan sepatah katapun, hanya senyuman dan bahasa hati, aku bilang bahasa hati, lewat mata itu mereka ingin bicara, ia menarik perlahan tanganku, entah apa maksudnya, aku ikuti apa yang ia inginkan, agak takut, ya mungkin itu yang aku rasakan awalnya, ingin aku lepaskan tapi sepertinya ada sesuatu yang ingin disampaikan, ia rangkul pundakku, dan inilah yag ia inginkan, pelukan, ia ingin di peluk, mataku semakin basah dengan air mata. Aku sadar mereka butuh kasih sayang dari kita, mereka butuh belaian hangan kasih kita.
Kawan, selama ini kita dikelilingi oleh kebahagiaan, serba kecukupan, bukan hanya pangan, sandang , dan papan, namun penuh dengan kasih sayang, maka bersyukurlah, karena disekeliling kita masih banyak mereka yang serba kekurangan. Maka bukalah mata hati kita sahabat, betapa Allah menyayangi kita, kita masih mampu melihat, mampu merasakan, dan bersyukurlah bagi yang mampu terenyuh dengan tulisan ini meski sedikit, setidaknya, mampu membuka jiwa yang sempat tertutup oleh kefanaan yang membuat kita mengeluh, karena keluhan tanda tak syukur. Saat aku mulai menulis ini, aku bayangkan wajah itu, wajah yang sampai sekarang ku rindu, wajah yang membuatku tak henti untuk berucap syukur karena nikmat yang Allah berikan padaku, saat sedikit nikmat yang aku miliki di ambil Allah, aku teringat wajah itu, wajah-wajah yang senantiasa tersenyum meski keingingan besarnya belum sepenuhnya terwujud. Sekali lagi kawan...bersyukurlah....syukron semoga bermanfaat.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB