Antara Kita Dan Mereka
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Bagaimana kabar sahabat? Sudahkah bersyukur
hari ini? Ya...janganlah berhenti bersyukur selama saluran pernafasan kita
belum berhenti bekerja. Bersyukurlah kawan, karena 1 saja nikmat itu di ambil
dari kita, pasti kenikmatan yang selama ini kita rasakan aka berkurang pula. Salah
satu yang membuat kita semakin bertambah kesyukuran adalah, saat kita melihat
mereka....mereka yang penuh dengan kekurangan, mereka yang disisihkan, mereka
yang terasing. Selama ini, kita bersyukur, memiliki indra lengkap untuk bisa
merasakan nikmat karunia dari Sang Pencipta. Kita bersyukur masih memiliki
orang2 yang senantiasa memperhatikan kesehatan kita, mereka yang senantiasa
mencemaskan kita tatkala kita jauh, mereka orang tua kita. Bersyukurlah kawan
kita masih memiliki mereka yang selalu hadir dalam suka dan duka kala kita jauh
dari orang tua, merekalah sahabat kita. Bersyukurlah kawan, kita dikelilingi
oleh orang-orang yang peduli dengan kita.
Kawan, ingatkah engkau saat keluhan
demi keluhan tanpa hitung kita lontarkan tanda tak syukur, kita terus mengeluh
dan mengeluh, kadang marah bahkan merintih histeris dan menangis saat diuji. Namun
tengoklah mereka kawan, mereka yang serba kekurangan namun masih memiliki
senyum utuk bersodakoh, senyuman yang ingin membuat kita mengerti, bahwa
dibalik segala kekurangan yang mereka miliki, masih ada secercah senyuman tulus
tanpa keluhan.
Aku teringat hari itu, tatkala
teman-teman LDF FIK UNISSULA baksos ke salah satu panti asuhan, tempat anak-aak
penyandang cacat. Kami disambut dengan senyuman, ya senyuman itu yang tak
pernah kita lupa, setelah selesai pembukaan aku masuk ke dalam, sempat ragu
kakiku melangkah untuk maju, ku saksikan beberapa anak yang tetap berada di
ranjang mereka karena selain cacat mental, kaki merekapun tak mampu untuk
menopang tubuhnya yang rapuh, miris, tak kuat hati ini untuk melihat mereka,
namun tatkala ku pandangi wajah-wajah itu, penuh dengan harapan, harapan untuk
diperhatikan, harapan untuk ikut bermain dengan yang lain, akupun masuk dan
menyapa mereka, matapun tak mampu membendung butiran bening yang sedari tadi
aku tahan di pelupuk mata, senyuman itu, aku sangat teringat, aku sapa salah
satu dari mereka, dan aku dekati ia, aku pegang tangannya, senang, ya...ku
temukan rona wajah itu, tampak senang saat aku pegang tangannya, hanya bahasa
isyarat yang ia katakan padaku, karena tak mampu mengucapkan sepatah katapun,
hanya senyuman dan bahasa hati, aku bilang bahasa hati, lewat mata itu mereka
ingin bicara, ia menarik perlahan tanganku, entah apa maksudnya, aku ikuti apa
yang ia inginkan, agak takut, ya mungkin itu yang aku rasakan awalnya, ingin
aku lepaskan tapi sepertinya ada sesuatu yang ingin disampaikan, ia rangkul
pundakku, dan inilah yag ia inginkan, pelukan, ia ingin di peluk, mataku
semakin basah dengan air mata. Aku sadar mereka butuh kasih sayang dari kita,
mereka butuh belaian hangan kasih kita.
Kawan, selama ini kita dikelilingi oleh kebahagiaan, serba
kecukupan, bukan hanya pangan, sandang , dan papan, namun penuh dengan kasih
sayang, maka bersyukurlah, karena disekeliling kita masih banyak mereka yang
serba kekurangan. Maka bukalah mata hati kita sahabat, betapa Allah menyayangi
kita, kita masih mampu melihat, mampu merasakan, dan bersyukurlah bagi yang
mampu terenyuh dengan tulisan ini meski sedikit, setidaknya, mampu membuka jiwa
yang sempat tertutup oleh kefanaan yang membuat kita mengeluh, karena keluhan
tanda tak syukur. Saat aku mulai menulis ini, aku bayangkan wajah itu, wajah
yang sampai sekarang ku rindu, wajah yang membuatku tak henti untuk berucap
syukur karena nikmat yang Allah berikan padaku, saat sedikit nikmat yang aku
miliki di ambil Allah, aku teringat wajah itu, wajah-wajah yang senantiasa
tersenyum meski keingingan besarnya belum sepenuhnya terwujud. Sekali lagi
kawan...bersyukurlah....syukron semoga bermanfaat.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB